Ratusan Wanita Dieksploitasi Jadi Pabrik Bayi, Begini Modusnya

Ilustrasi Wanita Hamil (Photo by Pexels via Pixabay)

Sekitar 100 wanita dijadikan budak di sebuah ‘peternakan manusia’ untuk diambil sel telurnya dan dijual di pasar gelap. Tindakan perdagangan manusia ini terjadi di Georgia.

Laporan Reuters menyebut bahwa saat ini polisi sedang menyelidiki jaringan perdagangan manusia yang mengambil sel telur dari wanita Thailand yang dibawa ke Georgia dengan kedok sebagai surogasi alias ibu pengganti.

Kasus berhasil diungkap oleh tiga wanita asal Thailand yang berhasil melarikan diri dari cengkeraman mafia tersebut pada 30 Januari lalu. Menurut laporan, mereka telah dieksploitasi selama setengah tahun.

Para wanita itu diberi hormon dan diperlakukan seperti ternak oleh sindikat kriminal yang diduga dipimpin oleh kelompok asal China. yang menjual sel telur mereka di pasar gelap.

Mereka mengungkapkan bahwa awalnya mereka tertarik dengan lowongan pekerjaan yang diiklankan melalui Facebook. Lowongan itu menjanjikan gaji hingga 17.000 euro untuk bekerja sebagai surrogate mother bagi pasangan Georgia yang tidak dapat memiliki anak.

Ketiganya melakukan perjalanan ke Georgia pada Agustus 2024 bersama sepuluh wanita Thailand lainnya.

Biaya perjalanan dan aplikasi paspor mereka ditanggung oleh organisasi tersebut, dengan seorang karyawan perempuan yang mengatur perjalanan mereka.

Namun begitu mereka tiba, mereka ditempatkan di empat rumah besar bersama sekitar seratus perempuan lain. Di sanalah mereka menyadari bahwa tawaran pekerjaan itu hanya kedok semata.

Petaka dimulai ketika para perempuan itu disuntik hormon untuk merangsang indung telur mereka. Kemudian mereka diambil sel telurnya sebulan sekali, kata salah satu korban yang berhasil kabur dalam konferensi pers minggu ini.

Dia mengatakan mereka diperlakukan seperti ternak dan beberapa wanita bahkan tidak menerima kompensasi apa pun atas sel telur mereka.

Jika ingin keluar dari tempat tersebut, mereka harus membayar 2.000 euro atau sekitar Rp33 juta untuk membayar uang tebusan. Hal ini tentu membuat banyak korban terjebak tanpa jalan keluar.

Sel telur yang dikumpulkan dari para wanita tersebut diduga diperdagangkan di negara lain untuk digunakan dalam fertilisasi in-vitro (IVF), kata Pavena Hongsakula, pendiri yayasan Thailand untuk anak-anak dan wanita, dalam konferensi pers minggu ini, menurut Bangkok Post.

Yayasan Pavena bekerja sama dengan Interpol berhasil membebaskan tiga wanita Thailand setelah membayar uang tebusan.

Tidak diketahui berapa banyak wanita yang masih ditahan di ‘peternakan manusia’. Pihak berwenang Thailand dan Interpol telah meluncurkan penyelidikan, sementara kepolisian Thailand mengatakan kemungkinan ada penyelamatan lain seiring perkembangan kasus ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*