
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat belajar teknologi pengolahan dan pengeringan kopi yang memanfaatkan panas bumi dari geothermal di Kamojang Kabupaten Garut Jawa Barat.
“Apa yang dilakukan PGE di Kamojang ini luar biasa. Pemanfaatan uap panas bumi untuk mengeringkan kopi bukan hanya efisien, tapi juga ramah lingkungan. Kami ingin belajar dari sini dan mengaplikasikannya di Sumatera Barat,” kata Gubernur Sumbar H Mahyeldi Ansharullah di sela kunjunganya di Kamojang Kabupaten Garut Jawa Barat, Jumat.
Orang nomor satu di Provinsi Sumbat itu menyatakan kekagumannya atas inovasi yang dilakukan oleh PGE Kamojang melalui pengolahan kopi berbasis energi terbarukan itu.
Sumatera Barat memiliki potensi panas bumi yang besar, seperti di kawasan Solok Selatan, Pasaman, dan Agam. Gubernur Mahyeldi berharap Kementerian ESDM bersama Pertamina dan mitra strategis dapat memperluas program seperti ini ke daerah-daerah tersebut.
“Saya percaya konsep seperti ini bisa menjadi contoh nasional. Kalau kita bisa menggabungkan energi bersih dengan pemberdayaan ekonomi, dampaknya akan sangat luar biasa untuk masyarakat,” katanya.
Kopi Kamojang yang dikenal sebagai Canaya Geothermal Coffee telah berhasil menembus pasar ekspor ke Eropa dan Asia. Uniknya, kopi ini tidak diproses secara konvensional tapi menggunakan teknologi rumah pengering geothermal, memanfaatkan langsung uap panas bumi dari PLTP Kamojang milik PGE.
Proses ini tidak hanya menjaga kualitas rasa kopi, tetapi juga mengurangi emisi karbon dan meningkatkan pendapatan petani.
Program ini telah membawa dampak signifikan. Menurut data dari PGE, pengeringan kopi menggunakan uap panas bumi mampu menurunkan emisi CO₂e hingga 4 ton per tahun, meningkatkan efisiensi produksi, serta menambah penghasilan petani sebesar Rp180 juta lebih setiap tahunnya.
Pada kunjunganya di Garut Jawa Barat itu, Gubernur Sumbar juga ikut Panen Bersama dan Pelepasan Ekspor Kopi Kamojang yang digelar PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) di area Geothermal Kamojang.
“Ini menjadi momentum penting promosi pemanfaatan energi panas bumi untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya di sektor pertanian dan kopi di Indonesia,” kata Mahyeldi.
Turut hadir dalam acara tersebut Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Direktur Utama PGE, jajaran direksi Pertamina Grup, serta para petani kopi binaan dari kawasan Kamojang.