
Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menggelar lomba dialog Bahasa Jawa “Dialek Muria” sebagai salah satu upaya melestarikan budaya sekaligus ruang bagi generasi muda untuk mencintai bahasa daerahnya.
“Kami tentu sangat mengapresiasi, karena lomba ‘Dialek Muria’ ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi inspirasi dan semangat bersama untuk melestarikan kekayaan budaya Jawa,” kata Bupati Kudus Sam’ani Intakoris saat menghadiri Grand Final Lomba Dialog Bahasa Jawa Dialek Muria di Hotel Griptha Kudus, Rabu.
Menurut dia “Dialek Muria” juga bagian dari identitas masyarakat kawasan Muria, terutama Kabupaten Kudus.
Ia mengakui terkadang lupa dengan bahasa waktu kecil, tetapi sebenarnya bahasa jawa dialek Muria itu khas dan ngangeni (rindu). Sehingga dirinya berterima kasih kepada BPK Wilayah X Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang memberi ruang bagi generasi muda untuk melestarikan bahasa tersebut.
Melalui kegiatan ini, dia berharap, masyarakat semakin bangga terhadap kekayaan budaya lokal. Ia menekankan, bahasa Jawa penuh dengan tata krama, etika, serta makna mendalam yang perlu diwariskan kepada generasi muda.
“Bahasa selalu berkembang, apalagi dengan banyaknya bahasa gaul. Tapi kita tidak boleh melupakan warisan luhur dari para leluhur. Kita harus bangga menggunakan bahasa Jawa, terutama dialek Muria,” ujarnya.
Sementara itu, Pamong Budaya Ahli Madya BPK Wilayah X Raden Wikanto Harimurti mewakili Kepala BPK Wilayah X Jawa Tengah dan DIY menjelaskan lomba ini merupakan bagian dari upaya pelestarian kebudayaan Indonesia.
Selama lebih dari satu bulan pelaksanaan, lomba ini diikuti 34 grup dari empat kabupaten, yakni Kabupaten Blora mengirimkan delapan grup, Jepara sembilan grup, Kudus delapan grup, dan Pati sembilan grup.
“Masing-masing grup terdiri atas dua siswa tingkat SMP yang berdialog menggunakan bahasa Jawa dialek Muria. Dari total peserta tersebut, 10 grup terbaik berhasil melaju ke babak grand final,” ujarnya.
Melalui lomba ini, dia berharap anak-anak semakin bangga menggunakan bahasa daerah. Selain melatih keterampilan berbahasa Jawa dialek Muria dengan baik dan santun, mereka juga diberi ruang untuk berkreasi dan berkompetisi.
Dari tahap penjurian, terpilih lima besar terbaik. Juara pertama diraih SMP Negeri 1 Tayu, Kabupaten Pati, dengan total nilai 1.646. Disusul SMP Negeri 1 Dawe, Kudus, sebagai juara kedua dengan nilai 1.630, dan SMP Negeri 1 Jepara menempati juara ketiga dengan nilai 1.618.