Ketua Umum Kadin Anindya N. Bakrie mengungkapkan, dari hasil lawatannya mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto beberapa waktu lalu membawa oleh-oleh kerja sama investasi dari berbagai negara senilai US$ 18,5 miliar.
“Kebetulan saya mendapat kesempatan emas untuk dapat berjalan dengan beliau selama 2,5 minggu mulai dari Beijing, lalu sampai kepada Amerika Serikat, lalu Lima, Peru, Rio, Brazil, dan juga ke Inggris. Saya tidak melanjutkan ke UAE,” ujarnya di Hotel Mulia Jakarta, Minggu (1/12).
Menurutnya, Prabowo berupaya untuk membangkitkan kepercayaan di dunia internasional. Salah satunya, tecermin dari perolehan investasi masuk yang sebesar US$ 18,5 miliar. Jumlah ini kurang lebih setengahnya dari Asia dalam hal ini negara China, dan sebagiannya lagi dari Barat.
“Dan salah satunya yang perlu dicatat ialah ada US$ 7,1 miliar dari Inggris yang fokus di bidang energi transisi,” imbuhnya.
Selain itu, bukti investasi yang masuk dapat dikatakan bahwa, hal ini merupakan validasi bahwa Indonesia menjadi ‘Mekah-nya’ dekarbonisasi. “In benar-benar kejadian orang mau investasi,” sebutnya.
Di sisi lain, Anindya melanjutkan dalam membangun kepercayaan perlu diiringi dengan kepastian hukum. Sebab, kepastian hukum menjadi faktor penting dalam investasi.
“Jauh-jauh ke Indonesia, tentu yang paling penting adalah kepastian hukum. Nah, sebaliknya kita juga melihat bahwa dari upaya pemerintah untuk memastikan investasi itu hadir dengan kepastian hukum ini,” pungkasnya.