Jawa Masih Jadi Sumber Pertumbuhan Ekonomi RI, Ini Tanda Terbarunya

Suasana Gedung Kementrian di Kawasan Jakarta, Rabu 7/8. Pemindahan ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Jakarta ke salah satu lokasi di Kalimantan membutuhkan anggaran yang tidak sedikit, mencapai Rp 466 triliun. Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Salah satu komponen utama pendanaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Potensinya sangat kasar. Pemetaan potensi aset di Medan Merdeka, Kuningan, Sudirman, dan Thamrin perkiraan Rp 150 triliun. Ini bisa menambal kebutuhan APBN. Tadinya dari APBN butuh Rp 93 triliun. Artinya dengan Rp 150 triliun bisa menutup untuk bangun istana, pangkalan TNI, dan kebutuhan rumah dinas. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi meluncurkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.

Pada RUPTL 2025-2034 tersebut, pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik baru mencapai 69,5 Giga Watt (GW).

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan, penambahan kapasitas pembangkit listrik baru ini akan dilakukan dalam dua tahap. Pada lima tahun pertama (2025-2029) akan dibangun pembangkit sebesar 27,9 GW. Sementara pada periode kedua (2030-2034), akan bertambah menjadi 41,6 GW.

“Kita sudah lapor Pak Presiden dan diskusi mendalam dengan PLN. 2029 itu baru 41,6 GW, ini harus 2 periode 10 tahun maksudnya periode listrik ya,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers di Kementerian ESDM, Senin (26/5/2025).

Dari data RUPTL 2025-2034, terlihat tambahan sumber energi masih terbesar berasal di Pulau Jawa. Berdasarkan bahan paparan Kementerian ESDM, secara regional, wilayah Jawa-Madura-Bali (Jamali) menyumbang porsi terbesar dalam tambahan kapasitas pembangkit listrik baru tersebut, yakni 33,5 GW.

Kemudian, disusul oleh Sumatera sebesar 15,1 GW, lalu Sulawesi sebesar 10,4 GW, Kalimantan 5,8 GW, dan kawasan Indonesia Timur (Maluku, Papua, Nusa Tenggara) sebesar 4,7 GW.

Dari jumlah tersebut, sebesar 42,6 GW atau 61% berasal dari pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) plus penyimpanan (storage) sebesar 15%.

“Jadi dilihat contoh Sumatera itu totalnya 15,1 GW agak tinggi ya karena Dirjen (Ketenagalistrikan) orang Sumatera. Ya alasannya sesuai kebutuhan. Dan energi baru 9,5 GW,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*