
Aktor Ajil Ditto yang memerankan karakter Kapten Agus Subiyanto (kelak Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto) dalam film “Believe – Takdir, Mimpi, Keberanian” menceritakan proses adaptasi yang cukup rumit untuk film yang menuntut aksi laga nyata itu.
Sebagai debut perdana di film aksi, Ajil harus menjalani pelatihan intensif dalam waktu singkat, meliputi pertempuran jarak dekat (“close quarter battle”), sikap militer, hingga penggunaan senjata.
“Semua dilakukan dalam waktu 45 harian,” kata Ajil saat gala perdana film “Believe” di Senayan, Jakarta, Jumat.
Dia bahkan sempat mengalami cedera paha dan pinggang di awal syuting, padahal adegan aksinya belum dilakukan.
Ia menganggap pengalaman menegangkan karena cedera menjadi memori yang tidak akan pernah dilupakan seumur hidup.
Ajil mengapresiasi koreografi pertempuran jarak dekat yang disusun oleh pengarah aksi Abah Dinar dan tim yang berhasil menciptakan pemeran laga amatir seperti dirinya menjadi terlihat meyakinkan dalam film “Believe”.
Lebih lanjut, Ajil mengatakan bahwa “Believe” juga menyentuh penonton dengan kisah romansa antara Agus dan istrinya Evi yang diperankan oleh aktris Adinda Thomas.
Keduanya menjadi sering berkomunikasi agar bisa membangun adegan romansa yang natural di layar lebar.
“Kami sudah menanyakan privasi dan batasan satu sama lain, ngobrol, saya bertanya pada Dinda, Dinda juga bertanya pada saya,” kata Ajil mengenai topik yang dikomunikasikan bersama Adinda.
Adinda membenarkan, “Kami banyak ngobrol buat membangun ‘chemistry'”.
Di tangan duo sutradara Rahabi Mandra dan Arwin Tri Wardhana, film “Believe” selain memuat aksi laga, juga mengusung genre drama berlatar perang, dan membungkusnya dengan narasi emosional seputar keluarga, kehilangan, dan kesetiaan.
Adinda menangkap esensi narasi tersebut, di mana dalam memerankan karakter Evi, ia membayangkan sosok istri yang memiliki perjuangan tersendiri dalam menanti kepulangan orang yang dicintainya dari medan perang.
Lagu tema film tersebut, yang dinyanyikan secara emosional oleh Agus Subiyanto berduet dengan Pasha Ungu, berjudul “Cinta Sejati Takkan Mati”.
Lagu itu diciptakan mantan kibordis grup musik Kerispatih, Doa di Badai Hollo (Badai), dengan aransemen oleh Erwin Gutawa dan diiringi musik orkestra Budapest Scoring.