Bupati Sudewo dinilai arogan, Gerindra bina langsung kadernya

Bupati Sudewo dinilai arogan, Gerindra bina langsung kadernya

Pengurus pusat DPP Partai Gerindra Prasetyo Hadi menyebut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Sugiono telah membina Bupati Pati Sudewo, yang merupakan kader Gerindra, terutama menyangkut sikap Sudewo yang dinilai banyak warga Pati arogan sehingga memicu aksi protes massa, Rabu.

Prasetyo, yang juga Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan DPP Partai Gerindra, juga menyebut telah membina secara langsung Bupati Sudewo.

“Gerindra secara internal, kebetulan karena kami juga berada di partai yang sama, itu kami lakukan. Pembinaan itu kita lakukan baik dari Pak Sekjen, Pak Sugiono, maupun melalui Ketua DPP, kami sendiri pun juga selaku ketua organisasi juga melakukan proses pembinaan,” kata Prasetyo Hadi saat ditemui pada sela-sela kegiatannya di Jakarta, Rabu.

Pembinaan yang dimaksud oleh Prasetyo, dia menyebutkan, salah satunya imbauan agar sebagai seorang pejabat publik, setiap kader partai harus senantiasa berhati-hati terutama dalam bersikap dan bertutur kata di hadapan publik, apalagi itu menyangkut kebijakan yang kemudian memancing reaksi publik.

“Sebagai pejabat publik apalagi juga membawa nama baik partai di situlah memang kita harus berhati-hati dan dalam perjalanannya juga kita lihat Pak Bupati juga menyampaikan permohonan maaf ya terhadap statement Beliau yang mungkin itulah yang menyebabkan munculnya dinamika yang terjadi sekarang di Kabupaten Pati,” kata Prasetyo.

Dalam kesempatan yang sama, Prasetyo menyebut Presiden Prabowo Subianto, yang merupakan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, juga telah memonitor situasi di Pati terutama setelah kebijakan Sudewo menaikkan pajak bumi dan bangunan hingga 250 persen diprotes masyarakat, dan akhirnya kenaikan itu pun dibatalkan.

Presiden Prabowo, Prasetyo menyebutkan, juga menyayangkan situasi di Pati itu.

Seratusan ribu massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Pati Bersatu memenuhi jalanan di depan Kantor Bupati Pati, Pati, Jawa Tengah, Rabu, untuk berunjuk rasa menuntut Sudewo mundur.

Aksi itu kemudian berujung ricuh terutama saat Bupati Sudewo muncul di tengah-tengah massa dan hendak mendengarkan aspirasi demonstran.

Akan tetapi, kehadiran Sudewo kemudian memicu kemarahan publik terlihat dari aksi lemparan sandal dan botol plastik air minum kemasan ke arah Sudewo. Kepolisian kemudian membubarkan aksi unjuk rasa tersebut, dan menangkap 11 demonstran yang diyakini berlaku sebagai provokator.