Berkat Deretan Saham Ini, IHSG Berhasil Finish Semringah

Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan Senin (12/8/2024), setelah sempat bergerak di zona merah pada sesi I hari ini.

IHSG ditutup menguat 0,56% ke posisi 7.297,62. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.200. Namun, indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut sudah mendekati level psikologis 7.300.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 6,8 triliundengan melibatkan 16miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 933.779 kali. Sebanyak 337 saham terapresiasi, 206 saham terdepresiasi, dan 249 saham cenderung stagnan.

Terpantau ada lima sektor yang penguatannya cukup kencang pada hari ini, yakni sektor energi yang menjadi paling kencang dan juga menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 3,23%. Kemudian sektor teknologi sebesar 2,26%, konsumer non-primer sebesar 1,23%, bahan baku sebesar 1,13%, dan industri sebesar 1,05%.

Dari sisi saham, emiten telekomunikasi BUMN yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) menjadi penopang terbesar yakni mencapai 4,8 indeks poin.

IHSG berhasil rebound di akhir perdagangan hari ini, di tengah sikap investor yang menanti rilis data ekonomi dan agenda penting di global dan dalam negeri pada pekan ini.

Pada pekan ini, investor di global akan memantau rilis data IHK atau data inflasi AS periode Juli 2024. Inflasi utama dan inti akan dirilis pada Rabu mendatang. Konsensus pasar dalam Trading Economics memperkirakan inflasi AS tahunan akan turun 0,1 basis poin menjadi 2,9% secara tahunan (year-on-year/yoy) pad Juli 2024 dari sebelumnya 3% (yoy).

Sementara AS akan mengalami inflasi secara bulanan menjadi 0,2%, setelah sebelumnya mengalami deflasi 0,1%. Inflasi inti AS diperkirakan akan menjadi 3,2% yoy dibanding bulan sebelumnya 3,3% yoy.

Sementara itu dari dalam negeri, data neraca perdagangan pada periode Juli 2024 juga akan dirilis pada pekan ini, yakni pada Kamis mendatang.

Konsensus pasar dari Trading Economics memperkirakan neraca dagang Indonesia pada Juli 2024 mengalami surplus sebesar US$ 1,4 miliar. Pencapaian ini lebih kecil dibandingkan dari Juni 2024 sebesar US$2,39 miliar.

Surplus neraca berjalan ini didorong oleh penurunan impor barang modal dan penolong. Sementara itu, pendorong ekspor Juni lalu adalah eskpor industri pengolahan. Dengan demikian, nilai ekspor RI tercatat lebih tinggi, yakni sebesar US$ 20,84 miliar dan impor US$ 18,45 miliar.

Masih dari dalam negeri, agenda cukup penting yang digelar setiap setahun sekali yakni Sidang Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) beserta pidato kenegaraan dan pembacaan Nota Keuangan juga akan dicermati pasar. Adapun agenda tersebut akan digelar pada Jumat mendatang.

Pada event tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan Pidato Kenegaraan pada pagi hari dan Pidato Pengantar/Keterangan Pemerintah Atas Rancangan Undang-undang (RUU) Tentang Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2025 dan Nota Keuangan pada siang harinya.

Melalui Pidato Kenegaraan, Presiden Jokowi diperkirakan menyampaikan pencapaian 10 tahun pemerintahannya mulai dari politik, hukum, keamanan, hingga ekonomi.

Presiden Jokowi akan menyampaikan Pidato Pengantar RAPBN 2025. Pidato ini menjadi perhatian besar baik dari pelaku pasar ataupun pengusaha karena akan menjadi arah bagi pembangunan Indonesia ke depan.

Jokowi akan membeberkan target makro ekonomi mulai dari pertumbuhan, inflasi, nilai tukar rupiah, lifting minyak mentah dan gas, serta harga minyak mentah Indonesia/ICP untuk 2025.

Pidato Nota Keuangan diperkirakan akan sangat menyita perhatian karena RAPBN 2025 akan menjadi APBN pertama pemerintahan baru Prabowo subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Masyarakat, pelaku usaha, dan investor akhirnya akan mengetahui arah kebijakan Prabowo-Gibran, mulai dari belanja hingga pendapatan negara.

Berbeda dengan presiden-presiden sebelumnya di mana RAPBN untuk presiden berikutnya biasanya hanya bersifat baseline maka RAPBN 2025 diperkirakan sudah merumuskan kebijakan Prabowo. Pasalnya, tim Prabowo ikut terlibat langsung dalam pembuatan RAPBN 2025.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*