Virus Cacar Monyet Mpox: Ini Gejala & Sejarah Penyebaran

Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. (via REUTERS/CDC/BRIAN W.J. MAHY)
Foto: Sebuah gambar yang dibuat selama penyelidikan wabah cacar monyet, yang terjadi di Republik Demokratik Kongo (DRC), 1996 hingga 1997, menunjukkan tangan seorang pasien dengan ruam akibat cacar monyet. (via REUTERS/CDC/BRIAN W.J. MAHY)

Virus Monkeypox/Mpox atau cacar monyet menjadi perhatian banyak pihak termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebagai tindak lanjut meluasnya kasus, WHO telah menetapkan Mpox sebagai darurat kesehatan global.

Sebagai informasi, Mpox adalah salah satu spesies virus cacar, seperti cacar air dan cacar sapi, yang ditandai dengan ruam yang diikuti dengan benjolan yang muncul di kulit. Pada cacar air, lenting-lenting tersebut kemudian terisi dengan cairan dan akhirnya berkeropeng.

Pada dasarnya, Monkeypox adalah penyakit yang disebabkan virus monkeypox. Asalnya, penyakit ini adalah penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit ini juga dapat menyebar dari manusia ke manusia.

Monkeypox dapat menular ke manusia melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi. Biasanya adalah hewan pengerat dan primata. Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir/menghindari kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati, termasuk daging dan darahnya. Di negara-negara endemik, makanan yang berisi daging atau bagian tubuh hewan perlu dimasak hingga matang sebelum dimakan.

Foto: Kementerian Kesehatan
MonkeyPox

Dokter yang juga sekaligus epidemiolog, Dicky Budiman menyampaikan bahwa saat ini riset mengenai Mpox masih cukup minim karena berpuluh-puluh tahun menjadi penyakit yang neglected.

“Riset Mpox sangat minim karena terjadi di Afrika dan diperkirakan tidak terjadi pada dunia,” ujar Dicky pada CNBC Indonesia.

Dicky pun menegaskan bahwa bukan tidak mungkin ini akan terus berkembang dan bermutasi walaupun virus DNA (Mpox) tidak secepat RNA virus. Tetapi dengan adanya sikap pembiaran dan perilaku berisiko yang membuat ini infeksi terus merajalela bisa saja melahirkan satu infeksi yang lebih mematikan.

Oleh karena itu prinsip pencegahan dan mitigasi perlu dilakukan.

Kasus Mpox di Indonesia

Virus ini terdeteksi sudah masuk ke Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat total ada 88 kasus konfirmasi Mpox sejak 2022 hingga Agustus 2024.

Indonesia melaporkan kasus mpox pertamanya pada Oktober 2022. Pada 13 Oktober 2023, Indonesia melaporkan kasus mpox lainnya setelah periode tanpa kasus, dan jumlah kasus terus meningkat sejak saat itu.

MonkeyPox
Foto: Kementerian Kesehatan
MonkeyPox

Sepanjang tahun 2023, 72 kasus dikonfirmasi. Peningkatan kasus ini direspons dengan pemantauan aktif dalam perawatan HIV/AIDS, dukungan, dan layanan pengobatan serta layanan konseling dan tes HIV, yang melibatkan jaringan populasi kunci. Selain itu, pencarian kasus juga dilakukan melalui pelacakan dan pengujian pada pasangan seksual, termasuk yang tidak menunjukkan gejala.

Berdasarkan laporan “Technical Report Mpox di Indonesia Tahun 2023” yang diterbitkan Kemenkes pada 2024, gejala Mpox pada kasus konfirmasi yang paling banyak dilaporkan, antara lain lesi, diikuti oleh demam, ruam, dan limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening).

Gejala lainnya yakni nyeri tubuh, lemah, dan sakit kepala.

Sementara itu, durasi kesembuhan pasien Mpox bervariasi mulai dari 2-4 minggu. Periode lama sakit paling singkat adalah 14 hari dari timbulnya gejala pertama.

Dalam mitigasi risikonya, Dicky menyampaikan bahwa vaksin tetap diperlukan namun tidak untuk masyarakat umum, melainkan untuk kelompok-kelompok berisiko.

“Yang perlu kita syukuri, sudah ada vaksin (ada 2) yang digunakan untuk menjadi tameng,” ujar Dicky.

Lebih lanjut, ia juga menekankan agar riset obat dapat terus dilakukan untuk mengatasi Mpox ini.

Jika dibandingkan dengan Covid-19, Mpox cenderung lebih mild. Kemunculan Covid-19 pada saat itu dianggap lebih serius karena Covid merupakan penyakit baru bagi manusia sehingga semua manusia bisa terinfeksi tanpa pandang bulu.

Kedua juga belum ada vaksin yang membuat kalo sakit parah, tidak akan tertolong karena obatnya belum ada saat itu (khususnya penderita HIV dan komorbit) bisa mengalami kematian.

Dalam penularannya, Mpox yang diketahui saat ini menular dengan cara kontak langsung/jarak dekat yang artinya tidak mudah dan ada waktu yang harus dipenuhi.

“Mpox tidak menular lewat udara. Orang yang berpapasan tidak akan terinfeksi,” kata Dicky.

kera4d

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*