Anggota DPR minta pengelola Danau Toba jalankan rekomendasi UNESCO

Anggota DPR minta pengelola Danau Toba jalankan rekomendasi UNESCO

Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu meminta pengelola Danau Toba fokus dalam menjalankan empat rekomendasi perbaikan geopark yang disampaikan UNESCO agar mendapatkan kartu hijau.

“Kalau untuk mendapatkan kartu hijau, jalankan saja empat rekomendasi tersebut,” ujar Anggota Komisi VII DPR RI Bane Raja Manalu di Simalungun, Jumat.

Empat rekomendasi yang dimaksud Bane adalah badan pengelola harus meningkatkan kegiatan edukasi berbasis riset. Kedua, kawasan harus direvitalisasi dan optimalisasi badan pengelola.

Ketiga, pemerintah harus mengedukasi pihak pengelola wisata agar bisa memahami dan melaksanakan prinsip UNESCO Global Geopark (UGGp).

Terakhir pemerintah harus memperbaiki visibilitas yakni dengan pembangunan gerbang, monumen, dan panel interpretasi.

“Tapi yang lebih penting itu, selanjutnya setelah mendapatkan kartu hijau, bagaimana membuat itu menjadi bertahan dan sekaligus paradigma pariwisata,” ucap Bane.

Ia mengatakan, kalau pariwisata geopark diandalkan lebih kepada persoalan turis melakukan penelitian kawasan Danau Toba, budaya, hal yang lain dalam kawasan di kaldera Toba.

Sebelumnya, Bane mengapresiasi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang telah memperbaiki tata kelola Geopark Kaldera Toba sesuai dengan anjuran UNESCO.

Bahwa Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardana telah melalukan ragam perbaikan seperti uji coba jalur yang akan dilalui para asesor dari UNESCO.

Kemenpar bersama pengelola dan pemerintah daerah juga telah memperbaiki pengelolaan wisata seperti yang direkomendasikan UNESCO.

Upaya itu dilakukan agar Geopark Kaldera Toba mendapat predikat “Green Card” dari yang sebelumnya “Yellow Card”.

Bane mengatakan, jika nantinya Kemenpar berhasil membuat Geopark Kaldera Toba mendapat rekomendasi “Green Card”, dia mengusulkan agar Kemenpar menjadi leading sector pengelolaan geopark di Indonesia, yang saat ini berada di bawah Kementerian ESDM.

Adapun UNESCO akan melakukan penilaian pada 21-25 Juli 2025, dengan tim penilai dari Portugal dan Korea Selatan. Kemenpar menghadirkan penerjemah untuk memastikan proses penilaian tersebut berjalan baik.

Hasil revalidasi Toba Caldera Unesco Global Geopark akan diajukan dan direkomendasikan ke UNESCO pada Sidang UNESCO Global Geopark September 2025 di Chile.

Setelah itu, UNESCO akan memutuskan hasilnya dalam sidang di pertengahan tahun 2026.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*