Paus Fransiskus Habiskan Hari Terakhirnya dengan Bekerja

Paus Fransiskus muncul untuk pertama kalinya sejak kembali ke Vatikan, Minggu (6/4/2025). (REUTERS/Remo Casilli)

Setelah menghabiskan lebih dari lima minggu di rumah sakit karena radang paru-paru ganda, dokter memberi tahu Paus Fransiskus bahwa ia perlu istirahat dua bulan. Namun, pemimpin 1,4 miliar umat Katolik di dunia itu terus bekerja hingga akhir hayatnya.

Pada Minggu Paskah, sehari sebelum kematiannya di usia 88 tahun, Fransiskus membuat penampilan publik pertamanya yang panjang sejak Februari. Ia memasuki Lapangan Santo Petrus dengan mobil paus putih untuk menyambut kerumunan yang bersorak-sorai.

Untuk kedua kalinya sejak meninggalkan rumah sakit pada 23 Maret, Paus juga bertemu dengan beberapa pemimpin asing, seperti Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) JD Vance hingga Perdana Menteri Kroasia Andrej Plenkovic dan keluarganya pada hari Minggu.

Dalam penampilan publik terakhirnya pada Minggu, Fransiskus hanya mengucapkan beberapa patah kata, mengucapkan selamat Paskah dengan suara serak kepada sekitar 35.000 orang yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Dalam pesan Paskah tradisional, yang dibacakan oleh seorang ajudan, Fransiskus menegaskan kembali seruannya yang sering untuk gencatan senjata di Gaza, menyebut situasi kemanusiaan di daerah kantong itu “menyedihkan”.

Paus juga meminta kelompok militan Palestina Hamas untuk membebaskan para sandera yang tersisa dan mengutuk apa yang disebutnya sebagai tren antisemitisme yang “mengkhawatirkan” di dunia.

Bagi seseorang yang sedang dalam masa pemulihan setelah sakit yang berkepanjangan, Fransiskus disebut bekerja keras.

Kardinal Michael Czerny, seorang pejabat senior Vatikan yang dekat dengan Fransiskus, mengatakan bahwa menurutnya Fransiskus tidak memaksakan diri secara tidak bertanggung jawab, dan perlu bergerak.

“Istirahat total bukanlah penyembuhan,” kata Czerny, seperti dikutip Reuters, Selasa (22/4/2025). “Dia menyeimbangkan masa pemulihan dengan jabatannya sebagai Uskup Roma.”

Czerny mengatakan bahwa Paus mengabdikan dirinya untuk pekerjaannya memimpin umat Katolik di seluruh dunia.

Mengutip instruksi yang sering diberikan Fransiskus kepada para uskup Katolik untuk memastikan mereka dekat dengan umatnya, Czerny berkata: “Dia meninggal dengan bau domba di tubuhnya.”

Austen Ivereigh, seorang penulis biografi Fransiskus yang juga menulis buku bersama Paus pada tahun 2020, mengatakan bahwa Paus “mendengarkan dengan saksama nasihat dokternya tetapi prioritas utamanya adalah misinya untuk hadir.”

“Fransiskus adalah ahli dalam hal pengaturan waktu. Ia memastikan kita memiliki seorang Paus untuk Paskah dan terus menjalankan misinya untuk hadir hingga akhir,” kata Ivereigh.

Selama dirawat di rumah sakit, Fransiskus mengalami krisis pernapasan yang parah. Vatikan mengatakan pada Senin malam bahwa Paus meninggal karena stroke dan kemudian mengalami serangan kardiovaskular yang tidak dapat disembuhkan.

Kardinal Kevin Farrell, yang mengumumkan kematian tersebut di saluran TV Vatikan pada Senin pagi, mengatakan Fransiskus meninggal pada pukul 7:35 pagi waktu setempat.

Kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*